Blog untuk tanya jawab mengenai materi dan soal-soal SD SMP SMA

Mata Pelajaran Pendukung Jalur Prestasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN 2023 (SNMPTN)

Mata Pelajaran Pendukung Jalur Prestasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN 2023 (SNMPTN)

    Sesuai judul ya gaess!
Setelah tadi malem saya bikin postingan tentang Perubahan Skema masuk PTN 2023, berikutnya saya posting tentang Keputusan Menteri Nomor 345/M/2022. 
    
Dikarenakan jumlah kelompok program studi cukup banyak, maka silakan klik link dibawah ini untuk melihat detailnya.



So... apa kesimpulan yang bisa diambil?

1. Lintas Jurusan Diperbolehkan. 

    Selamat untuk anak-anak yang merasa dirinya salah mengambil jurusan saat SMA, kalian diampuni dari dosa masa lalu. Saat diorganisir LTMPT, baik SNMPTN maupun SBMPTN tidak disarankan untuk lintas jurusan. Tetapi pada tabel diatas bisa dilihat jurusan IPS atau Bahasa bisa mengambil Program Studi IPA. Hanya saja ada pertimbangan yang perlu diperhatikan. 

    Ada prodi dengan mata pelajaran pendukung yang terkesan 'dipaksakan' karena perbedaan jurusan sewaktu SMA. Misal pada jurusan Peternakan, mapel pendukung dari siswa jurusan IPA adalah Biologi, dan mimin menganggap itu tepat, karena peternakan mungkin 80% materinya berkecimpung di dunia biologi. Tetapi pada anak jurusan IPS dan Bahasa, mapel pendukungnya adalah Matematika, jelas ga nyambung sama sekali.

    Konsekuensinya, jika seleksi dilakukan dengan program, maka jangan heran jika banyak anak IPS dan Bahasa cukup fokus menaikkan nilai Matematika saja untuk berbondong-bondong masuk ke jurusan IPA. Tapi jika seleksi dilakukan oleh 'manusia' langsung, atau malah oleh PTN yang dipilih, kemungkinan besar anak dengan nilai Biologi yang bagus yang diterima Prodi tersebut.

2. Mapel Pendukung = Jurusan Pilihan kamu.

    Sebenarnya sudah mimin singgung di post sebelumnya, nilai dua (atau satu) mapel pendukung sebanding dengan rata-rata semua nilai di rapor kalian. Jadi mimin anggap proporsinya besar sekali sebagai penentu diterima atau tidaknya kamu di Prodi tersebut. 
Maka sebaiknya kamu sesuaikan Mapel Pendukung dengan nilai terbaik/tertinggi dengan pilihan jurusan kamu. Atau sebaliknya, sesuaikan Pilihan jurusan kuliahmu dengan mapel terbaik/tertinggi milikmu.
    Negosiasi antara keinginan dengan kemampuan akademis harus kalian pertimbangkan dengan baik. Karena banyak orang yang memaksa memilih masuk ke Jurusan tertentu tetapi ga mau tau kalau dirinya tidak mampu di bidang tersebut. Contohnya adalah orang yang merasa dirinya malas menghapal dan ga suka Biologi tetapi memaksa masuk Kedokteran.

Negosiasi antara keinginan dengan kemampuan akademis harus kalian pertimbangkan dengan baik.


3. Tidak ada penjurusan SMA?

Ini hanya bayangan liar dari mimin saja. Tapi coba mari kita bayangkan sesaat sambil perhatikan tabel Mata Pelajaran Pendukung Jalur Prestasi diatas. 

Jika suatu saat semua kelas sudah menggunakan Kurikulum Merdeka, maka mapel pendukung hanya bisa digunakan oleh siswa dengan jurusan yang sama dengan jurusan Prodi.
Contoh : pada kurikulum merdeka, mapel pendukung kedokteran adalah Biologi dan atau Kimia yang mustahil dimiliki oleh siswa jurusan IPS atau Bahasa. Hal ini kontradiktif dengan kesimpulan pertama bahwa Jalur Prestasi boleh Lintas Jurusan, maupun dengan UTBK 2023 (atau apapun namanya nanti) yang menggunakan soal TPS/Skolastik saja yang tidak membedakan antara IPA, IPS, maupun Bahasa.
Menurut mimin, hal yang paling memungkinkan adalah dengan menghilangkan penjurusan di SMA/sederajat atau opsi lainnya adalah siswa yang menggunakan Kurikulum Merdeka tidak diperbolehkan lintas jurusan lagi.

Pada akhirnya semua strategi dan pertimbangan hanyalah langkah untuk mencari cara paling efisien untuk masuk ke PTN. Sedangkan cara wajib yang harus dilakukan ya...apa lagi.
BELAJAR!

Postingan berikutnya mimin mau kasih latihan soal untuk belajar materi UTBK 2023 ya, semoga tipe soalnya pas dengan perkiraan admin.



goodluck & see you

Kejutan SNMPTN dan SBMPTN 2023

SURPRISE!
    Jagat Penerimaan Mahasiswa baru di Indonesia sedang hingar-bingar (saat tulisan ini dibuat) dengan informasi dadakan dari Mas Nadiem Makarim tentang perubahan skema Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Dengan nongolnya Permendikbudristek 48 tahun 2022, hasil yang paling cepat ditangkap adalah hilangnya peran LTMPT sebagai penyelenggara SNMPTN dan SBMTPN. Bahkan tak berapa lama, dari pihak LTMPT juga menyatakan dalam Twitter bahwa tugasnya sudah usai.


    
    So.. bisa dikatakan SNMPTN dan SBMPTN dinyatakan sudah TAMAT.

Di peraturan tersebut juga dikatakan bahwa mekanismenya diganti dengan yang (tidak) baru (-baru amat). Menggunakan tiga jalur, yaitu :
    01. Jalur Prestasi
    02. Jalur Tes
    03. Jalur Mandiri
yang sebenarnya mirip dengan SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri. Sampai tahapan ini belum ada yang terlalu menyolok.

Tiba saat pembahasan detail pelaksanaannya , ini yang bikin gaduh.

1. Pada Jalur Prestasi ada perubahan proporsi nilai. Tahun 2022 ke belakang, tidak ada info yang jelas mengenai proporsi penilaian, tetapi tidak ada nilai yang dikatakan sangat dominan. Tetapi di tahun 2023, 50% proporsi menggunakan nilai rata-rata Raport dan 50 % menggunakan nilai mapel (max. 2 mapel) yang berkaitan langsung dengan Jurusan kuliah yang dipilih. 

Contoh sederhana, jika memilih Kedokteran, maka asumsinya butuh nilai baik pada mapel Biologi dan Kimia. Nilai lain hanya digunakan di nilai rata-rata saja.

2. Pada Jalur Tes, Tes Kemampuan Akademis dihilangkan. Mirip dengan pelaksanaan UTBK tahun 2020 saat awal pandemi terjadi, yang ada hanyalah tes TPS saja. Bayangkan rasanya menjadi siswa yang sudah 'ngambis' belajar materi TKA seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Geografi sejak kemarin-kemarin ya hancur lebur persiapannya. Pun, dari gosip yang santer terdengar, TPS kali ini berbeda dengan TPS tahun-tahun sebelumnya.

    Mas Nadiem mengatakan bahwa Tes Skolastik 2023 berisikan 4 bagian yaitu,
  • Potensi Kognitif
  • Penalaran Matematis
  • Literasi Indonesia
  • Literasi Inggris

Pertanyaannya, apakah Tes Kognitif sama dengan Penalaran Umum dkk? Apakah Penalaran Matematis sama dengan Kuantitatif? dan Literasinya sama dengan tes tahun-tahun sebelumnya?

Yuk masuk ke pembahasan bagian selanjutnya....

WHAT HAPPENED?
    Perubahan seperti ini apakah mimin kaget? Jujur secara pribadi, mimin tidak begitu kaget, karena arah perubahannya sudah lumayan bisa ditebak sejak Mas Nadiem menjabat menjadi Menteri Pendidikan.
    Nadiem sudah menandakan perubahan pendidikan dari tipe 'Klasik Indonesia' yang didominasi dengan hafalan materi dan rumus serta kegilaan tes di tiap akhir pembelajaran, dengan pembelajaran holistik yang terkesan 'ambyar' a.k.a tidak jelas.
    Sebut saja contohnya dengan penghilangan UN yang entah sejak kapan menjadi standar kelulusan siswa. Dan diganti dengan tipikal Asessment yang lebih 'ngetes' kemampuan guru dan sekolah dalam menyampaikan materi ke siswa, daripada kemampuan siswa secara langsung.
    Nadiem juga tampak menyukai tipikal penerimaan mahasiswa luar negeri yang cenderung dilakukan dengan penilaian logika berpikir, pengambilan keputusan, problem solving, dan berpikir kritis dibandingkan tes kaku yang kita pakai sedari dulu yang mengacu pada hafalan dan soal. Dan satu lagi yang mendorong Mas Nadiem adalah Indeks Literasi Indonesia menurut PISA yang bisa dikatakan 'ancur' membuat kita sadar bahwa kemampuan membaca kita rendah walaupun banyak juara Olimpiade Sains dari Indonesia.
Oh, dan satu lagi, Mas Nadiem sangat tidak suka dengan keberadaan Bimbel, dan itu berulang kali disebutkan di banyak acara.

    Pastinya, hal-hal diatas mendorong perubahan besar yang terjadi di dunia pendidikan hari ini. Dan pastinya juga perubahan ini menghasilkan keuntungan dan kerugian di saat bersamaan.


APA KERUGIAN & KEUNTUNGANNYA?
    Mari kita bahas kerugian dan keuntungannya dari perubahan sistem penerimaan mahasiswa baru ini.

Jalur Prestasi
    Kerugian : Siswa SMA dan sederajat pada umumnya belajar semua mapel dan mengejar nilai setinggi-tingginya agar mendapatkan nilai rata-rata yang besar. Sayangnya, jarang sekali ditemukan siswa yang sudah mempunyai FOKUS ingin memilih jurusan tertentu sehingga proporsi belajarnya disesuaikan dengan Jurusan / Prodi pilihannya. Mungkin nilai 50% dari rata-rata akan tampak besar, tapi jika nilai mapel yang sesuai dengan jurusan yang diinginkan rendah, ya sama juga boong.
    Belum lagi jika ada siswa yang memiliki kombinasi nilai mapel yang kurang cocok. Semisal, ada siswa dengan nilai luar biasa di mapel Biologi dengan Matematika, tetapi kurang baik dalam Kimia dan Fisika. Maka untuk masuk Kedokteran yang asumsinya dominan Biologi dan kimia, akan sulit masuk, tetapi ke jurusan teknik yang dominan Matematika dan Fisika juga akan sulit.
    Sederhananya, jalur prestasi akan lebih sulit dijalani ketika siswa yang bersangkutan belum memiliki tujuan yang jelas, atau memiliki tujuan yang jelas tetapi tidak memiliki nilai yang baik di mapel yang bersangkutan.
    Keuntungan : Jelas disini bahwa siswa yang sudah mengenal 'kelebihan' dan bidang yang akan digelutinya sedari awal mempunyai kemungkinan diterima lebih besar. Dengan asumsi bahwa setiap siswa yang menyenangi mapel tertentu pasti mendapat nilai yang baik pada mapel tersebut, maka masuk ke Jurusan yang siswa tersebut minati akan jauh lebih mudah.

Jalur Tes
    Kerugian : Apalagi mau dikata? Jika ingin masuk via jalur ini, buang jauh-jauh buku TKA kalian. Sudah tidak laku lagi. Waktu, usaha, dan dana kalian terbuang percuma? admin jawab denga tegas 'IYA'. Sudah, kerugiannya cuma itu saja. 
    Keuntungan : Seperti orang jawa bilang, selalu ada keuntungan dibalik setiap peristiwa. Pertama, untungnya Peraturan baru ini muncul masih di awal , kuartal 1, tahun ajaran, masih ada cukup waktu untuk belajar mengejar ketertinggalan. Dan untungnya, bagi kalian kalian yang merasa tertinggal dengan siswa-siswa Genius dalam mata pelajaran TKA, ini saatnya kalian tekan tombol RESET dan mulai belajar bersama-sama dari awal lagi. Dan buat kalian yang tidak suka belajar tipe hafalan, ini saatnya logika kalian, pemikiran cerdas kalian, kreatifitas kalian mulai digunakan.
'Ayo kita belajar bersama dari awal lagi'


Jalur Mandiri
    Untuk jalur mandiri, mimin belum punya informasi apapun, jadi belum bisa share tentang kerugian dan keuntungannya. Tetapi jika diterawang, mungkin ada sedikit perubahan.
1. Jalur Mandiri yang merupakan pendapatan utama untuk Universitas, akan dilaksanakan dengan lebih transparan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana pelaksanaannya sesuka hati kampus yang bersangkutan. Salah satu pemicunya adalah kasus Korupsi rektor UNILA yang diduga berbuat curang dalam seleksi masuk mandiri UNILA.
2. Beberapa kampus masih kurang setuju dengan cara berpikir Mas Nadiem dimana siswa yang masuk ke kampus adalah siswa dengan kemampuan 'mentah' yang baik, yang nantinya harus dipoles dengan materi tingkat tinggi di kampus. Mungkin ini menimbulkan tanggapan bahwa kampus-lah yang harus bekerja keras mendidik siswa dari nol sampai menjadi manusia jenius dengan intelektualitas tinggi. Dari sudut pandang kampus, sebagian mungkin ingin mendapatkan siswa 'setengah matang' jadi kampus tidak perlu mengajar dari nol. Jadi menurut mimin, akan ada beberapa kampus yang Seleksi Mandirinya masih menggunakan nilai TKA. (kemungkinan besar kampus yang sudah berbadan hukum)

JADI GIMANA SELANJUTNYA?
    Perubahan materi sudah pasti, yang sudah belajar TKA sampe ambis, ga usah disesali. Anda masih diuntungkan di Seleksi Mandiri, amit-amitnya jika ga lolos SNMPTN dan SBMPTN. Pun menurut perkiraan mimin, kampus swasta tidak akan merubah pola seleksinya secara drastis.

    Jadi, kelas 12 TKA tetap belajar? 
    YA, jika masih ada target ke Seleksi Mandiri dan Swasta.

    Belajar TPS hukumnya Fardhu dan harus dikebut sekarang juga, ga ada kata nanti-nanti. Jika masih bingung soalnya seperti apa, coba dahulu kerjakan soal-soal TPS UTBK tahun-tahun yang lalu. Walaupun menurut mimin tidak akan sama persis tetapi sementara waktu, sambil tetap mengikuti informasi yang ada, cuma hal itu yang bisa dilakukan. 
    Ikuti TryOut, kalau ga punya duit, ya cari yang versi gratisan, mimin rasa banyak bertebaran Try Out Online saat ini. Setidaknya untuk mengenalkan iklim UTBK atau apapun namanya nanti, dan juga merasakan atmosfer persaingan masuk kampus secara nasional. Sementara ini, hanya itu saja yang bisa mimin sarankan. Selebihnya harus nunggu informasi valid dikeluarkan dari pihak penyelenggara SBMPTN yang baru yaitu UPT Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan.

PENERAWANGAN
    Ini hanya sekedar hipotesis mimin ya, bisa benar, bisa juga salah. Jauh ke depan, menurut mimin perubahan standar pendidikan akan sangat berbeda di indonesia. Tes dengan rasa kognitif seperti Asessment akan sering dilakukan. Pada pendidikan dasar dan menengah, gaya pendidikan akan berubah drastis, bukan lagi menghafal materi dan mendapatkan nilai setinggi-tingginya, tetapi mencari karakter-karakter yang unik, dan kreatif, serta individu yang berpikir logis dan kreatif. Bukan manusia yang selalu mengikuti buku dengan daftar pustaka yang kadaluarsa.
    Perubahan bukan hanya terjadi pada pendidikan formal saja, tetapi contohlah pada penerimaan Pegawai Negeri, tes-nya juga sudah berubah. Bisa jadi perubahan pada pendidikan adalah salah satu upaya menyambungkan GAP antara dunia pendidikan formal dan dunia kerja yang lumayan salah sejak dahulu kala. Salah satunya terlihat ketika STAN (perwakilan dunia kepegawai negerian) mengadakan seleksi ternyata menggunakan nilai TPS UTBK.
    Dan satu lagi, menurut mimin Indonesia ingin mengejar ketertinggalan pendidikan dengan cara yang sederhana, yaitu meniru sistem negara lain. Contohnya adalah tes SAT yang pada dasarnya tes kemampuan berlogika di beberapa negara maju. Dan menurut mimin besar kemungkinan tes TPS masuk PTN kali ini akan mirip dengan struktur tes SAT dengan ciri banyaknya literasi dengan pertanyaan pengambilan kesimpulan dan juga analitik matematis di dalamnya.
    Ga ada salahnya kalian belajar tipe soal SAT dari sekarang. Jika ada waktu, nanti mimin carikan contoh soal SATnya. Cuma ya itu, soalnya tidak ada yang berbahasa indonesia, jadi tolonglah kalian belajar bahasa inggris ya.

PENUTUP
    Sebagai penutup mimin memberi sedikit DISCLAIMER ya. Semua yang mimin tulis diatas adalah pendapat mimin yang didapat dari menyimpulkan beberapa fakta dan juga dugaan berdasarkan pengalaman pribadi mimin. Jadi boleh dipercaya, boleh tidak. 

Goodluck buat kalian semua, wish you all the best

'Perubahan itu menyakitkan, tetapi perubahan selalu terjadi tanpa menanyakan pendapat kita terlebih dahulu'


Next : Mata Pelajaran Pendukung Jalur Prestasi 2023 

Peringkat Klaster & Ranking Universitas 2019 (versi Kemenristekdikti)

Icon Tetap SBMPTN

SBMPTN 2019 telah usai. Hasil seleksi sudah diumumkan dan data perhitungan serta kalkulasi penilaian sudah diumumkan. Secara garis besar, penyelenggaraan SBMPTN tahun ini baik dan transparan. Hanya saja perubahan metode pelaksanaan dinilai cukup membingungkan ditambah dengan lambatnya informasi dibagikan ke sekolah atau siswa. Banyak hal yang bisa dipelajari dari SBMPTN 2019 ini setidaknya untuk persiapan SBMPTN 2020 yang akan datang. Mulai dari data nilai yang bisa diterima di masing-masing jurusan yang bisa dijadikan dasar Passing Grade SBMPTN 2019. 

Baru-baru ini, Kemendikristi memberikan data ranking Universitas di Indonesia tahun 2019. Baik untuk perguruan tinggi Non-Vokasi maupun perguruan tinggi Vokasi. Pemeringkatan Perguruan Tinggi 2019 berfokus pada indikator atau penilaian yang berbasis Output – Outcome Base, yaitu dengan melihat Kinerja Masukan dengan bobot 40 % yang meliputi kinerja Input (15%) dan Proses (25%), serta Kinerja Luaran dengan bobot 60% yang meliputi Kinerja Output (25%), dan Outcome (35%). Penambahan indikator baru tersebut sebagai upaya agar perguruan tinggi dapat secara aktif merespon perkembangan zaman, terutama revolusi industri keempat dan kebutuhan tenaga kerja.

Berikut adalah seratus perguruan tinggi NON-VOKASI dengan ranking tertinggi di Indonesia pada 2019: 

1.Institut Teknologi Bandung (skor 3.671 – klaster 1) 
2.Universitas Gadjah Mada (skor 3.594 – klaster 1) 
3.Institut Pertanian Bogor (skor 3.577 – klaster 1) 
4.Institut Teknologi Sepuluh Nopember (skor 3.462 – klaster 1) 
5.Universitas Indonesia (skor 3.401 – klaster 1) 
6.Universitas Diponegoro (skor 3.207 – klaster 1) 
7.Universitas Airlangga (skor 3.056 – klaster 1) 
8.Universitas Hasanuddin (skor 3.036 – klaster 1) 
9.Universitas Brawijaya (skor 2.948 – klaster 1) 
10.Universitas Padjadjaran (skor 2.906 – klaster 1) 
11.Universitas Andalas (skor 2.795 – klaster 1) 
12.Universitas Sebelas Maret (skor 2.711 – klaster 1) 
13.Universitas Sumatera Utara (skor 2.695 – klaster 1) 
14.Universitas Telkom (klaster 2) 
15.Universitas Pendidikan Indonesia (klaster 2) 
16.Universitas Negeri Yogyakarta (klaster 2) 
17.Universitas Islam Indonesia (klaster 2) 
18.Universitas Negeri Semarang (klaster 2) 
19.Universitas Negeri Malang (klaster 2) 
20.Universitas Bina Nusantara (klaster 2) 
21.Universitas Jember (klaster 2) 
22.Universitas Negeri Surabaya (klaster 2) 
23.Universitas Syiah Kuala (klaster 2) 
24.Universitas Riau (klaster 2) 
25.Universitas Negeri Padang (klaster 2) 
26.Universitas Katolik Parahyangan (klaster 2) 
27.Universitas Sam Ratulangi (klaster 2) 
28.Universitas Udayana (klaster 2) 
29.Universitas Negeri Makassar (klaster 2) 
30.Universitas Atma Jaya Yogyakarta (klaster 2) 
31.Universitas Surabaya (klaster 2) 
32.Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (klaster 2) 
33.Universitas Jenderal Soedirman (klaster 2) 
34.Universitas Tarumanagara (klaster 2) 
35.Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (klaster 2) 
36.Universitas Sriwijaya (klaster 2) 
37.Universitas Ahmad Dahlan (klaster 2) 
38.Universitas Muhammadiyah Malang (klaster 2) 
39.Universitas Sanata Dharma (klaster 2) 
40.Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (klaster 2) 
41.Universitas Pendidikan Ganesha (klaster 2) 
42.Universitas Trisakti (klaster 2) 
43.Universitas Kristen Petra (klaster 2) 
44.Universitas Islam Bandung (klaster 2) 
45.Universitas Pancasila (klaster 2) 
46.Universitas Lampung (klaster 2) 
47.Universitas Mataram (klaster 2) 
48.Universitas Katolik Soegijapranata (klaster 2) 
49.Universitas Mercu Buana (klaster 2) 
50.Universitas Negeri Medan (klaster 2) 
51.Universitas Dian Nuswantoro (klaster 2) 
52.Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (klaster 2) 
53.Universitas Ma Chung (klaster 2) 
54.Universitas Kristen Satya Wacana (klaster 2) 
55.Universitas Gunadarma (klaster 2) 
56.Institut Teknologi Nasional Malang (klaster 2) 
57.Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (klaster 2) 
58.Institut Seni Indonesia Yogyakarta (klaster 2) 
59.Universitas Negeri Jakarta (klaster 2) 
60.Universitas Djuanda (klaster 2) 
61.Universitas Islam Sultan Agung (klaster 2) 
62.Universitas Tanjungpura (klaster 2) 
63.Universitas Muhammadiyah Surakarta (klaster 2) 
64.Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (klaster 2) 
65.Universitas Pasundan (klaster 2) 
66.Universitas Jambi (klaster 2) 
67.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya (klaster 2) 
68.Universitas Trunojoyo (klaster 2) 
69.Universitas Al-Azhar Indonesia (klaster 2) 
70.Institut Teknologi Nasional Bandung (klaster 2) 
71.Universitas Kristen Duta Wacana (klaster 2) 
72.Universitas Ciputra Surabaya (klaster 2) 
73.Universitas Multimedia Nusantara (klaster 2) 
74.Universitas Swiss German (klaster 2) 
75.Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (klaster 2) 
76.Universitas Widya Gama (klaster 2) 
77.Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (klaster 2) 
78.Universitas Presiden (klaster 2) 
79.Universitas Komputer Indonesia (klaster 2) 
80.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara (klaster 2) 
81.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (klaster 2) 
82.Universitas Lambung Mangkurat (klaster 2) 
83.Universitas Narotama (klaster 2) 
84.Institut Seni Indonesia Denpasar (klaster 3) 
85.Universitas Islam Malang (klaster 3) 
86.Universitas Kristen Indonesia (klaster 3) 
87.Universitas PGRI Adi Buana (klaster 3) 
88.Universitas Mulawarman (klaster 3) 
89.Universitas Budi Luhur (klaster 3) 
90.Universitas Halu Oleo (klaster 3) 
91.Universitas Merdeka Madiun (klaster 3) 
92.Universitas Pakuan (klaster 3) 
93.Universitas Dr. Soetomo (klaster 3) 
94.Universitas PGRI Semarang (klaster 3) 
95.Universitas Widyatama (klaster 3) 
96.Universitas Muhammadiyah Magelang (klaster 3) 
97.Universitas Stikubank (klaster 3) 
98.Universitas Nasional (klaster 3) 
99.Universitas Ibn Chaldun (klaster 3) 
100.Universitas Negeri Gorontalo (klaster 3)


Berikut adalah lima puluh perguruan tinggi VOKASI dengan ranking tertinggi di Indonesia pada 2019:

1.Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (skor 2.276 – klaster 2)
2.Politeknik Negeri Bandung (skor 2.037 – klaster 2)
3.Politeknik Negeri Malang (skor 1.867 – klaster 2)
4.Politeknik Negeri Semarang (skor 1.756 – klaster 2)
5.Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (skor 1,720 – klaster 2)
6.Politeknik Negeri Ujung Pandang (skor 1.587 – klaster 3)
7.Politeknik Negeri Jakarta (skor 1.582 – klaster 3)
8.Politeknik Negeri Padang (skor 1.582 – klaster 3)
9.Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (skor 1.565 – klaster 3)
10.Politeknik Negeri Bali (skor 1.498 – klaster 3)
11.Politeknik Negeri Manado (klaster 3)
12.Politeknik Negeri Sriwijaya (klaster 3)
13.Politeknik Caltex (klaster 3)
14.Politeknik Negeri Medan (klaster 3)
15.Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (klaster 3)
16.Politeknik Negeri Lampung (klaster 3)
17.Politeknik Indonusa Surakarta (klaster 3)
18.Politeknik Negeri Lhokseumawe (klaster 3)
19.Akademi Akuntansi YKPN (klaster 3)
20.Politeknik Negeri Madiun (klaster 3)
21.Politeknik Negeri Banjarmasin (klaster 3)
22.Politeknik Pertanian Negeri Kupang (klaster 3)
23.Politeknik Negeri Bengkalis (klaster 3)
24.Politeknik Negeri Jember (klaster 3)
25.Politeknik Negeri Balikpapan (klaster 3)
26.Politeknik Negeri Batam (klaster 3)
27.Akademi Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna Laguboti (klaster 3)
28.Politeknik Negeri Pontianak (klaster 3)
29.Politeknik Harapan Bersama (klaster 3)
30.Politeknik Manufaktur Astra (klaster 3)
31.Politeknik Manufaktur Ceper (klaster 3)
32.Akademi Keperawatan Pamenang (klaster 3)
33.Akademi Teknik YKPN (klaster 3)
34.Politeknik Negeri Ambon (klaster 3)
35.Akademi Kebidanan Ummi Khasanah (klaster 3)
36.Politeknik Negeri Samarinda (klaster 3)
37.Politeknik ATMI (klaster 3)
38.Akademi Kebidanan Yapma Makassar (klaster 3)
39.Politeknik Ubaya (klaster 3)
40.Akademi Peternakan Karanganyar (klaster 3)
41.Akademi Teknik Soroako (klaster 3)
42.Politeknik Manufaktur Bandung (klaster 3)
43.Politeknik TEDC (klaster 3)
44.Politeknik Katolik Mangunwijaya (klaster 3)
45.Politeknik Pratama Mulia (klaster 3)
46.Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta (klaster 3)
47.Akademi Kebidanan Pelamonia Kesdam VII Wirabuana (klaster 3)
48.AMIK Jakarta Teknologi Cipta (klaster 3)
49.Akademi Keperawatan Panti Kosala (klaster 3)
50.Politeknik Mekatronika Sanata Dharma (klaster 3)

Demikan list Ranking Universitas 2019 versi Kemenristekdikti, semoga bisa berguna dan membantu pada pemilihan jurusan baik saat SNMPTN 2020, SBMPTN 2020, atau UM 2020.

Wish you Luck

^^

TOP 500 jurusan dengan Passing Grade atau Nilai Minimum tertinggi pada SBMPTN 2019

Icon Tetap SBMPTN

Setelah selesai proses seleksi SBMPTN 2019, tiap-tiap peserta menerima hasil masing-masing berupa keputusan bahwa anda diterima atau tidak di jurusan pilihan. Sebagian kecil gembira, karena kisaran yang diterima dibawah 20%, sedangkan sebagian besar harus berbesar hati karena tidak lolos ke jurusan yang diinginkan. Tetapi yang sudah terjadi biarlah berlalu. Apapun yang terjadi pasti ada hikmah dibaliknya yang bisa kita pelajari, sehingga kesalahan yang terjadi bisa diminimalisir di kemudian hari.

Banyak hal penting yang bisa kita kumpulkan dari seleksi ini. Salah satunya adalah batas minimal nilai masuk ke jurusan tertentu. Dari data tersebut kita bisa setidaknya mengira-ira nilai minimal untuk masuk jurusan pada SBMPTN 2020 kelak. Bisa juga menjadi dasar pembuatan passing grade untuk SBMPTN tahun 2020 nanti.

Dikarenakan data jurusan terlalu banyak, maka saya sertakan hanya TOP 500 jurusan dengan nilai minimal masuk tertinggi di SBMPTN 2019.

Berikut adalah list TOP 500 jurusan SAINTEK dengan Nilai Minimum tertinggi pada SBMPTN 2019.


Berikutnya adalah TOP 500 jurusan SOSHUM dengan nilai rata-rata tertinggi pada SBMPTN 2019. Mohon maaf karena data rusak, yang bisa dihadirkan disini hanya nilai rata-rata saja, tidak selengkap daftar TOP 500 jurusan SAINTEK diatas.

Demikian informasi yang bisa saya bagikan. Semoga bisa membantu anda dalam memilih jurusan terutama pada SBMPTN 2020 nanti. Sukses selalu ^^

Informasi dan Panduan memilih jurusan SBMPTN 2019

Icon Tetap SBMPTN

Lama tak menyentuh blog ini, dan tenggelam dalam kesibukan duniawi memikirkan isi dompet dan angka digital di dalam kertas kecil yang disebut rekening bank. Jadi maafkan saya jika lama tak mengindahkan blog ini. Karena materi sekolah di indonesia kadang terasa membosankan.

Tahun 2019 merupakan tahun penuh kejutan untuk siswa sekolah karena banyak terjadi perubahan sistem di dunia pendidikan. Karena penulis bekerja dekat dengan dunia pendidikan, maka penulis mendapati topik yang menarik untuk dibahas di blog ini. Yaitu simpang siur mengenai informasi dan panduan dalam pemilihan jurusan PTN yang tepat dalam SBMPTN 2019.

Saya tidak akan membahas bagaimana cara mendapatkan point yang tinggi, tetapi fokus untuk pemilihan jurusan, karena memang test UTBK sudah lewat pada saat saya menulis blog ini.

So.. this is it. Siap-siap karena rada panjang.

Pertama, saya lampirkan data perubahan nilai kumulatif UTBK per tanggal pengumuman. Karena pengumumannya memang bersifat kumulatif dan diumumkan beberapa kali. Data ini penting untuk mencari grafik naik turunnya nilai peserta per tanggal pengumuman. Walaupun tidak mungkin digunakan orang awam, tetapi cukup penting untuk praktisi di dunia pendidikan.


Dari tabel diatas anda bisa menarik kesimpulan, mata ujian apa saja yang makin hari makin ketat persaingannya, atau sebaliknya makin hari malah semakin bodoh orang-orang yang mengikuti testnya. Walaupun ada kemungkinan tingkat kesulitan soalnya berbeda.

Data berikutnya adalah jumlah kuota kursi total yang disediakan oleh penyelenggara SBMPTN secara nasional. Di tabel berikut juga disajikan perbandingan antara kuota total, dengan jumlah peserta total SBMPTN 2019. Berikut tabel kuota total SBMPTN 2019 serta perbandingannya dengan peserta UTBK 2019.



Jika anda perhatikan tabel diatas, anda bisa menyimpulkan dengan mudah bahwa perbandingan antara kuota SBMPTN 2019 dengan peserta UTBK 2019 sangat timpang. Saintek dengan kuota 91.213 kursi, diperebutkan oleh kurang lebih 607.000 peserta. Maka kemungkinan kasar peserta diterima di jurusan Saintek sekitar 15% saja.
Soshum tidak beda jauh, karena dari 542.000 peserta UTBK 2019, hanya 89819 saja yang bisa diterima di SBMPTN 2019, maka persentase kasarnya hanya sekitar 16,5% saja.

Berikutnya pembahasan yang lebih advance. Jadi bakalan rada membingungkan. Tetapi semoga anda tetap paham karena akan saya jelaskan dengan bahasa yang paling sederhana yang saya tau.

Walaupun kemungkinan diterima di SBMPTN 2019 kita pukul rata misal pada saintek 15% dan pada soshum 16,5%, tetapi itu tidak berarti merata di semua jurusan dan kampus. Ada beberapa kampus ternama yang akan bersaing ketat dan menjadi pilihan utama banyak orang, dan sebaliknya ada kampus yang kurang diminati dengan berbagai alasan baik segi dana, jarak, popularitas dan sebagainya.

Penulis menggolongkan beberapa kampus menjadi 3 rank berdasarkan popularitas di mata penulis sendiri. Mohon maaf jika ada yang kurang setuju dengan sistem perankingan ini. Karena sangat sulit untuk dijelaskan dan sangat subjektif. Jika anda kurang setuju, anda bisa edit sendiri susunan dri ranking kampus, ya... kemungkinan datanya akan sedikit berbeda dari data yang disajikan penulis di blog tentormenjawab ini. It's okay.... karena lagi-lagi saya bilang bahwa penilaian ini subjektif.
Bisa dilihat di tabel diatas, penulis menempatkan UI, UGM, ITB, IPB, dan UNAIR ke ranking pertama karena saya anggap sangat populer dan persaingan masuknya sangat kejam dan brutal. Dan semua jurusan kedokteran umum di semua kampus juga penulis anggap sebagai rank 1 karena dimanapun kedokteran umum selalu menjadi primadona. Alasannya adalah karena pendapatannya yang menggiurkan dan relatif stabil.
Rank 2 masih diisi oleh perguruan tinggi yang cukup populer, tapi masih sedikit kalah nama dan pengalaman menurut penulis daripada rank 1. Dan sisanya saya anggap sama rata, karena sangat sulit mengelompokkan banyak universitas dengan patokan yang kurang jelas.

Rank 1 dengan total kuota 9841 kursi pada test saintek kemungkinan akan diisi oleh orang-orang dengan nilai UTBK sangat tinggi, dengan asumsi nilai tertinggi 1 sampai nilai tertinggi 9841. Asumsi ini tidak mempertimbangkan hal-hal lain seperti wilayah, favorable pada kampus tertentu, pendanaan, atau pertimbangan pada pilihan universitas swasta. Kita anggap bahwa 9841 orang ranking tertinggi pada UTBK saintek mendaftar di kampus dan jurusan rank 1. Demikian juga dengan jurusan soshum yang jumlah kuota rank 1 nya sekitar 3380 saja.

Demikian dengan jurusan rank 2 hanya diisi oleh urutan dibawah peserta rank 1, dengan nilai UTBK 2019 mulai dari ranking 9842 pada saintek, dan 3381 pada soshum. Dan seterusnya terjadi pada jurusan rank 3. 

Analisis data
Pertama kita asumsikan bahwa yang berhasil diterima di SBMPTN merupakan peserta dengan nilai tertinggi dan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah kuota SBMPTN total, maka :

  1. hanya 91213 orang peserta saintek dan 89819 peserta soshum dengan ranking nilai tertinggi yang lolos SBMPTN, sisanya dianggap gugur, atau kemungkinan kecil bisa lolos.
  2. yang kemungkinan bisa lolos ke perguruan tinggi rank I saintek dan kedokteran dianggap hanya ranking 1-9841, dan 1-3380 pada soshum
  3. yang kemungkinan bisa lolos ke perguruan tinggi rank II saintek dianggap hanya ranking 9842-20164, dan 3381-10149 pada soshum
  4. yang kemungkinan bisa lolos ke perguruan tinggi rank III saintek dianggap hanya ranking 20165-91213, dan 10148-89819 pada soshum
Kesimpulan
1. Jika didasarkan pada data rekapitulasi kumulatif hasil atau nilai UTBK menurut kelompok ujian (https://ltmpt.ac.id/?mid=16) dimana terdapat data nilai maksimum, quartil, median, dan minimum. Maka persentase yang memungkinkan untuk bisa lolos SBMPTN hanya peserta yang memiliki nilai antara kuartil 3 hingga nilai maksimum. Hal ini disebabkan karena peserta diantara nilai kuartil 3 dan maksimum adalah siswa dengan ranking 25% besar dari total jumlah peserta, padahal persentase yang diterima maksimum hingga kurang lebih 15 % pada saintek, dan 16 % pada soshum.
2. Di asumsikan bahwa nilai total mata ujian diatas 4514 untuk saintek, dan diatas 4975 untuk soshum untuk memiliki peluang lolos besar
3. Dan atau memiliki nilai rata-rata mata ujian diatas 564,25 untuk saintek, dan 552,77 untuk soshum.
4. Jika didasarkan pada Rekapitulasi Kumulatif Penyebaran Jumlah Peserta menurut range nilai maka yang memungkinkan untuk memilih jurusan sesuai dengan kategori adalah :
      

Demikian pembahasan sederhana mengenai metoda memilih jurusan yang tepat pada SBMPTN 2019. Penulis tahu bahwa banyak asumsi yang dimasukkan dalam panduan ini, tetapi hal ini memang dikarenakan sedikitnya data yang bisa digunakan sebagai acuan. Terlebih lagi, sistem ini merupakan sistem penerimaan mahasiswa yang baru saja diterapkan di Indonesia. 

Tahun ajaran depan, saat pelaksanaan UTBK dan SBMPTN 2020 mungkin sudah ada data passing grade resmi dari LTMPT, bukan versi abal-abal dari bimbel dan orang-orang lain yang sulit dipertanggungjawabkan.

Tetapi ingat, yang kita hitung disini berhubungan erat dengan manusia, dan manusia atau makhluk hidup sangat sulit ditebak tingkah lakunya, jadi jangan harapkan semua panduan memilih jurusan yang berseliweran akan tepat 100%. Pilih jurusan sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat anda agar tidak menyesal di kemudian hari.

Jika anda masih menganggap penjelasan diatas sulit dicerna, ada kata-kata sederhana untuk membantu anda memilih jurusan.
1. Jika nilai total pada UTBK Saintek sekitar 7500, atau 8000 pada Soshum, anda masih punya kemungkinan besar diterima di rank 1.
2. Jika nilai anda mendekati kuartil 3, atau totalnya berkisar > 4514 pada Saintek, dan > 4975 pada Soshum. Anda masih bisa diterima di jurusan dan kampus rank 2 atau 3.
3. Jika nilai anda dibawah angka yang disebutkan di point sebelumnya, maka kemungkinan anda diterima sangat kecil. Anda harus bersiap untuk mencari jalan masuk PTN atau PTS atau Kedinasan yang lain secepatnya. Walaupun lagi-lagi ada banyak faktor yang masih bisa bermain disini.

Semoga penjelasan diatas bisa membantu dalam memilih jurusan yang tepat pada SBMPTN 2019 ini. Maaf jika banyak kesalahan baik dalam penulisan, penghitungan, dan pendapat dari penulis. Tujuan saya disini hanya berusaha membantu dengan otak saya yang hanya aktif sebagian kecil saja. Silahkan tinggalkan pesan pada kolom komentar, baik dalam bentuk saran atau kritik, tetapi penulis tidak mengharapkan adanya hinaan, cercaan, umpatan, dan kata-kata yang kurang pantas disini.

Salam Sukses
(^.^)v
Back To Top